Eksplanasi naratif sejarah pertempuran Surabaya 1945 dimaknai sebagai
nasionalisme bangsa Indonesia yang mendapat sorotan masyarakat seluruh
dunia. Sejarah perlawanan bangsa Indonesia terhadap pasukan Belanda yang
tergabung dalam pasukan Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) yang
ingin menjajah kembali. Menarik untuk dianalisis strategi perang semesta dan
komunikasi massa yang digunakan serta relevansinya dengan sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta abad 21. Tujuannya untuk membangun pertahanan
negara yang tangguh, dan menggunakan metode penelitian analisis deskriptif
dengan pendekatan sejarah. Selanjutnya hasil penelitianya menyatakan bahwa
faktor keunggulan strategi pertempurannya yaitu kemampuan antisipasi, kegigihan
rakyat, kemampuan perang gerilya, kemampuan menghimpun massa, serta
kemampuan berkomunikasi massa. Sedangkan faktor kelemahannya yaitu
minimnya keterampilan bertempur, ketersediaan persenjataan yang dimiliki,
kemampuan diplomasi. Relevansinya dengan sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta bahwa nilai-nilai kesemestaan, kerakyatan, kesemestaan, dan
kewilayahan yang dipengaruhi oleh faktor pola agresi, center of gravity, layak
diimplementasikan dalam kondisi menghadapi ancaman pada abad 21.
Keseluruhan pembahasan menyimpulkan bahwa strategi yang digunakan TKR
dan rakyat sangat tepat yaitu menolak ultimatum dari AFNEI, yang melibatkan
sumber daya yang dimiliki, dan senjata yang dimiliki sebagai sarana bertempur,
serta menggunakan cara gerilya kota dan serangan langsung. Pada penerapan
komunikasi massanya, yang dilakukan para tokoh sangat efektif menggerakkan
massa untuk bertempur, meskipun media yang digunakan lebih sederhana.
Sedangkan Relevansinya dengan sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta abad 21 yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam pertempuran Surabaya
1945 masih relevan digunakan dengan menyesuaikan ancaman yang muncul
pada abad 21. Sarannya dengan sosialisasi pertahanan negara, pembentukan
komponen cadangan/pendukung, mengeliminir disinformasi, dan penerapan
urban warfare.