Posisi wilayah NKRI ini sangat strategis, karena merupakan wilayah yang
menghubungkan dua samudera, terletak diantara dua benua dan berbatasan
langsung dengan 10 negara tetangga. Sebagai negara kepulauan, pembangunan
kekuatan pertahanan dan keamanan di wilayah perairan merupakan tantangan
yang harus diprioritaskan. Salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah
perlunya penegakan kedaulatan di wilayah laut yurisdiksi nasional dan mampu
menjaga stabilitas keamanan di kawasan yang rawan terhadap munculnya
berbagai macam ancaman di selat strategis termasuk selat Makassar yang
merupakan bagian penting dari ALKI II. Masalah mencuat dengan ditemukannya
benda yang diduga sebagai drone laut atau AUV yang ditemukan di Perairan
Selayar Sulawesi Selatan adalah seaglider yang merupakan kendaraan bawah
laut yang dikira sebagai drone mata-mata China. Tujuan penelitian ini adalah
terbangunnya Underwater Surveillance System untuk mengawasi bawah laut selat
Makassar dari intrusi obyek bawah air yang dapat membahayakan keamanan dan
pertahanan negara. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sangat perlu untuk
dibangun Underwater Surveillance di selat Makassar agar tercipta keamanan dan
mampu mendukung strategi pertahanan negara di selat Makassar. Kesimpulan
yang bisa diambil yaitu dengan belum dibangunnya Underwater Surveillance
System di selat Makassar adalah, bahwa pengamanan bawah laut di selat
Makassar yang diselenggarakan khususnya oleh TNI AL masih belum optimal.
Maka untuk mengantisipasi dan meminimalisir intrusi wahana bawah air tanpa
awak atau Unmanned Underwater Vehicles maka diperlukan sebuah alat atau
sistem yaitu Underwater Surveillance System guna mendukung strategi
pertahanan laut.