Dinamika lingkungan strategis senantiasa berpengaruh terhadap pengadaan Alat Utama Sistem Senjata (Alusista), yang masih sangat bergantung pada negara lain sehingga menimbulkan kerentanan dalam memodernisasikan persenjataan. Untuk itu, Industri Pertahanan Indonesia melakukan program penelitian pengembangan Roket R-Han 122B yang digarap oleh Konsorsium Roket Nasional dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan, dengan tujuan untuk menggantikan munisi RM-70 GRAD Marinir buatan Chekoslovakia yang dimiliki oleh Batalyon Armed Korps Marinir. Hal ini merupakan salah satu upaya pengembangan teknologi roket secara mandiri. Namun dari program tersebut, masih ditemukan gap yang mempengaruhi proses industrialisasi produk R-Han122B yaitu pada aspek Sumber Daya Manusia, akuisisi teknologi dan kapasitas industri. Metode yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan jenis pendekatan penelitian deskriptif analisis yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan hal yang diperoleh berdasarkan keadaan yang ada. Diharapkan dengan akselerasi penguasaan teknologi pertahanan pada R-Han 122B ini, dari pengalaman dan ilmu pengetahuan yang diperoleh dapat diterapkan pada program roket nasional lainnya. Untuk itu, perlu dilakukan persiapan investasi untuk melengkapi sarana n prasarana fasilitas lini produksi, kerjasama antara pihak industri dan user, permberdayaan SDM melalui Forward Engineering serta keterlibatan aktif seluruh pelaku industri guna tercapainya kemandirian industri pertahanan dalam pemenuhan kebutuhan alat peralatan pertahanan dan keamanan.