Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yaitu belum adanya analisis kesiapan logistik pangan di wilayah pertahanan Kodam III/Siliwangi dalam rangka mendukung perang berlarut. Dalam perang berlarut, logistik pangan merupakan salah satu yang harus tersedia. Setiap wilayah diharapkan mampu memiliki kesiapan logistik pangan yang kuat dalam menghadapi situasi perang berlarut. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menghitung kebutuhan logistik pangan ketika terjadi perang berlarut, menghitung logistik pangan yang mampu dihasilkan oleh wilayah pertahanan Kodam III/Siliwangi, dan menganalisis kesiapan logistik pangan dalam menghadapi perang berlarut. Guna mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode perhitungan kebutuhan logistik, regresi linier dan MAPE. Hasil penelitian ini adalah kebutuhan logistik pangan berupa beras per orang setiap harinya adalah 0,126-0,1575 kg. Total kebutuhan logistik pangan beras di wilayah pertahanan Kodam III/Siliwangi adalah sebsar 4.832.391.734 ton sampai dengan 6.040.489.667 ton dan produksi beras yang dihasilkan adalah sebesar 5.637.730,00 ton. Berdasarkan data tersebut, kondisi kesiapan logistik pangan pada setiap Kabupaten/Kota di wilayah pertahanan Kodam III/Siliwangi adalah 14 Kabupaten/Kota belum siap, 13 Kabupaten sudah siap, dan 2 Kabupaten sudah siap namun dalam batas konsumsi minimal. Hasil peramalan dengan menggunakan regresi linier untuk tahun 2025 didapatkan bahwa produksi logistik pangan beras yang dihasilkan di wilayah pertahanan Kodam III/Siliwangi adalah sebanyak 4.647.914,33 ton. Berdasarkan peramalan tersebut, kesiapan logistik pangan pada setiap Kabupaten/Kota di wilayah pertahanan Kodam III/Siliwangi adalah 18 Kabupaten/Kota belum siap, 6 Kabupaten sudah siap, dan 3 Kabupaten sudah siap namun dalam batas konsumsi minimal. Untuk Kabupaten/Kota yang belum siap perlu melakukan