Industri baja tergolong dalam kategori industri yang padat energi. Namun permasalahan efisiensi penggunaan energi merupakan salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh industri baja nasional. Ketidakefisienan pemakaian energi akan sangat merugikan bagi industri baja karena terkait dengan jumlah output yang dihasilkan serta keuntungan agregat industri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat perbandingan efektivitas biaya energi generator magnetik (EGM) terhadap energi existing yang dipakai PT. Krakatau Steel, potensi serta strategi pengembangan EGM. Metode yang digunakan yaitu metode quasi-kualitatif dan analisis pengolahan data dilakukan menggunakan analisis titik impas, analisis biaya efektif dan Analisis SWOT. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dari hasil analis titik impas EGM dengan kapasitas 10 kW tercapai titik impas pada kapasitas produksi baja 2.055,84 ton pada tahun ketiga, serta hasil perbandingan analisis biaya efektif EGM dengan kapasitas 10 kW lebih kecil daripada biaya efektif energi listrik existing (Ce2= Rp. 21.557.122,85 < Ce1= Rp 86.118.336,00) atau rasio EGM terhadap energi existing adalah sebesar 25% dan mampu mereduksi biaya energi sebesar 75% sehingga EGM memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sumber alternatif energi baru dengan strategi yang dapat digunakan oleh PT. KS adalah strategi SO (Strengths-Opportunity). Strategi SO yang diterapkan adalah melaksanakan efisiensi produksi dengan mengganti sumber energi lama ke energi alternatif baru terbarukan, mengoptimalkan kinerja divisi Energy Control Center, melakukan upaya pembaruan teknologi diberbagai lini produksi, meningkatkan intensitas studi mengenai potensi setiap sumber daya energi terbarukan secara mendalam salah satunya adalah EGM.