Sengketa maritim di Laut Cina Selatan telah menarik perhatian dunia selama beberapa dekade terakhir, perairan yang kaya akan sumber daya itu menjadi salah satu titik nyala paling panas di kawasan Indo-Pasifik. Berdasarkan kondisi faktual dan eskalasi yang terjadi, arsitektur yang tepat akan berguna untuk mewujudkan keamanan maritim dan stabilitas regional yang aman dari konflik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis arsitektur keamanan maritim di LCS
berdasarkan sudut pandang ASEAN mengenai variabel kunci knowing the sea, governing the sea, dan policing the sea. Peneliti juga membahas sudut pandang Indonesia sebagai salah satu kandidat regional leader yang mendukung upaya pembentukan arsitektur keamanan di LCS. Penelitian ini dilakukan melalui metode kualitatif, desain penelitian eksploratori, dan penggunaan game theory sebagai salah satu tool yang mendukung pembahasan mengenai isu yang sedang dikaji. Data diambil melalui metode wawancara dan studi literatur, lalu diolah menggunakan aplikasi NVIVO. Hasil penelitian menunjukan bahwa ASEAN secara garis besar sudah memiliki pengetahuan yang bagus mengenai isu sengketa dan konflik maritim di LCS. Organisasi ini telah menunjukkan kepemimpinan dan eksistensinya melalui berbagai dialog dan forum keamanan maritim, meskipun komitmen politik kadang-kadang berubah sesuai dengan national interest dari masing-masing anggota. ASEAN juga telah mengembangkan beberapa instrumen penting untuk mendukung upaya penegakan hukum di perairan LCS, salah satunya Document of Conduct dan Code of Conduct. Di sisi lain, Indonesia memiliki peran dan tata kelola maritim yang baik untuk mendukung upaya ASEAN untuk menciptakan kawasan yang stabil dan bebas konflik.