Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan utama yang disinggahi oleh kurang lebih 50% kapal untuk melakukan bongkar-muat di Indonesia. Namun, akibat dari aktivitas operasionalnya menyebabkan emisi yang tinggi dan memiliki dampak besar bagi lingkungan sekitar khususnya bagi perubahan iklim. Paris Agreement 2015 merupakan perjanjian internasional mengenai perubahan iklim, yang memiliki tujuan untuk mengurangi emisi dari berbagai sektor termasuk pelabuhan. Permasalah penelitian adalah upaya Pelabuhan Tanjung Priok dapat berkontribusi terhadap Paris Agreement 2015 dan strategi Pelabuhan Tanjung Priok dalam memenuhi persyaratan Paris Agreement 2015.Tujuan penelitian yaitu menganalisis upaya Pelabuhan Tanjung Priok dalam berkontribusi terhadap Paris Agreement 2015 dan menganalisis strategi dalam menetapkan langkah yang konkrit untuk memenuhi persyaratan Paris Agreement 2015. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif. Data yang didapat dari para informan yang telah ditentukan yang selanjutnya diolah, dianalisis, dan diinterpretasikan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelabuhan Tanjung Priok dalam penilaian PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memiliki nilai merah. Penilaian ini berdampak pada kontribusi Pelabuhan Tanjung Priok terhadap Paris Agreement 2015. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi-strategi yang konkrit, yaitu membuat regulasi secara spesifik mengenai green port, menetapkan leading sector (means), membangun sinergi, dukungan finansial, memperbaiki manajemen pelabuhan, pemenuhan dokumen lingkungan dan strategi mitigasi-adaptasi (ways). Kesimpulan yang dapat diambil adalah konsep pelabuhan ramah lingkungan/green port merupakan solusi bagi Pelabuhan Tanjung Priok dalam berkontribusi positif dan memenuhi Paris Agreement 2015 (ends).