Karakteristik geografi dan geologi membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang rentan terhadap bencana alam. Pada tahun 2020, Gunung Merapi
mengalami erupsi dan di tahun yang sama Covid-19 mulai menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Kabupaten Magelang menjadi salah satu wilayah dengan pengungsi terbanyak yaitu 828 orang, yang mana harus menghadapi ancaman multibencana erupsi Merapi dan Covid-19. Upaya penanggulangan bencana oleh pemerintah daerah akan sulit untuk mengadaptasi dari pengalaman erupsi Merapi di tahun sebelumnya. Kondisi ini dikarenakan pandemi Covid-19 adalah jenis ancaman baru yang belum pernah dialami oleh Indonesia. Berdasarkan fenomena tersebut maka hal ini menjadi permasalahan yang menarik untuk dianalisis. Untuk itu penelitian ini berusaha untuk menjawab pertanyaan penelitian berupa kesiapsiagaan pemerintah Kabupaten Magelang dalam penanggulangan bencana erupsi Merapi 2020 pada masa pandemi covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis empat indikator kesiapsiagaan berdasarkan Perka BNPB No.3
Tahun 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten Magelang telah memenuhi indikator pertama (Kebijakan, Kapasitas Teknis Kelembagaan, dan Mekanisme Penanganan Darurat Bencana), ketiga (Cadangan Finansial, Logistik, dan Mekanisme Antisipasi Bencana), dan keempat(Prosedur yang Relevan Terhadap Pertukaran Informasi). Sedangkan pada indikator kedua (Rencana Kontijensi Bencana dan Latihan Reguler) belum terpenuhi karena rencana kontijensi belum tersedia di seluruh lingkup instansi. Hasil penelitian ini menghasilkan saran bahwa perlu adanya koordinasi dan komunikasi yang baik dari seluruh lembaga untuk mencapai kesiapsiagaan pemerintah daerah dalam menghadapi ancaman multibencana.