Indonesia tengah menghadapi pergeseran tren ekstremisme oleh perempuan yang saat ini banyak terlibat aksi terorisme. Meningkatnya keterlibatan perempuan sebagai pelaku teror menjadi titik balik pentingnya fokus pada perempuan sebagai aktor aktif ekstremisme. Adanya Women, Peace and Security dan Preventing/Countering Violent Extremism merupakan kerjasama antara pemerintah dan civil society dalam mengurangi dan menghentikan aksi kekerasan khususnya atas keterlibatan perempuan. Atas inisiasi civil society, Indonesia membentuk Working Group on Women and Preventing/Countering Violent Extremism yang merupakan kolaborasi pemerintah dan civil society. Penelitian ini bertujuan memahami kemitraan pemerintah dan civil society dalam agenda P/CVE di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menganalisis upaya kelompok kerja dalam membangun perdamaian dengan kaitannya pada agenda P/CVE di Indonesia. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara, dokumen, serta audiovisual dan digital material. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa: (1) meskipun sudah ada pengembangan kemitraan antara pemerintah dan civil society, dalam pelaksanaannya banyak program dan upaya yang tidak berjalan maksimal dan (2) upaya WGWC pada agenda P/CVE berkembang dengan kerja-kerja yang dilakukan jaringan mitra dan fokus pada perempuan pegiat perdamaian. Berkenaan dengan hasil penelitian, ditemukan bahwa langkah taktis dalam menghalau ekstrimisme adalah dengan mengenali inklusi perempuan dalam pencegahan dan penanganan ekstremisme. Demikian halnya dengan transmisi nilai-nilai perdamaian atau pelopor perdamaian pada lingkup kecil akan sangat berharga dalam menghindarkan perempuan sebagai korban dan aktor tindak kekerasan.