Wilayah perbatasan negara merupakan modal utama kedaulatan suatu negara yang seringkali menimbulkan berbagai permasalahan terkait dengan pengelolaan wilayah, berhadapan langsung dengan negara tetangga, seperti halnya Sabang sebagai wilayah yang berbatasan dengan negara Malaysia, Thailand dan India seringkali terjadi permasalahan keamanan maritim yaitu adanya perubahaan cuaca, imigran gelap, illegal fishing, konflik antar nelayan dan penyelundupan narkotika, yang terdampak adalah komunitas nelayan yang menngantungkan hidupnya dari sumber daya laut, sehingga dibutuhkan peran dari aktor-aktor untuk membantu mengatasi permasalahan di wilayah perbatasan termasuk didalamnya ada peran dari Spotmar TNI AL melalui Program Pembinaan Wilayah Perbatasan dan Pulau-Pulau Kecil Terluar dengan meningkatkan ketahanan masyarakat namun dinilai belum optimal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif eksploratif. Menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi yang diolah, dianalisis, direpresentasikan kemudian dilakukan pembahasan menggunakan teori dan penelitian terdahulu sebagai acuan disamping argumentasi sendiri dari Peneliti. Hasil penelitian menggambarkan kondisi ketahanan masyarakat di wilayah perbatasan Sabang, implementasi program Spotmar TNI AL yang dilaksanakan di Lanal Sabang dan konsep untuk meningkatkan ketahanan sosial masyarakat pesisir. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu implementasi program belum dapat dilaksanakan dengan optimal disebabkan keterbatasan Sarana dan prasarana dan SDM, kurangnya ketahanan sosial masyarakat pesisir dari sisi kemampuan beradaptasi dan mengatasi gangguan sehingga perlu adanya peningkatan ketahanan masyarakat pesisir Sabang dengan kerjasama triplehelix, yaitu dengan mengintensifkan kerjasama antara pihak Pemerintah, Akademisi dan Pengusaha.