Detail Cantuman


Image of ASERTIVITAS CINA DAN POLITIK BIROKRASI DI DALAM KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP KONFLIK LAUT CINA SELATAN

03 Tesis

ASERTIVITAS CINA DAN POLITIK BIROKRASI DI DALAM KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP KONFLIK LAUT CINA SELATAN



Peningkatan asertivitas Cina di dalam konflik Laut Cina Selatan telah menjadi perbincangan akademisi maupun praktisi pada tahun 2010-an. Cina mulai menggunakan pendekatan yang berbeda di dalam konflik Laut Cina Selatan yang belum pernah dilakukannya sebelumnya, bahkan menggunakan cara-cara kekerasan. Meskipun Cina semakin asertif di Laut Cina Selatan, di dalam tubuh pemerintahan Indonesia juga terjadi politik antar birokrat dalam merespon konflik Laut Cina Selatan. Penelitian ini berusaha untuk menjelaskan pengaruh asertivitas Cina dan politik birokrasi di dalam kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik Laut Cina Selatan. Untuk menjelaskan itu, peneliti menganalisis dua administrasi: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif explanatory yang dilengkapi dengan Soft System Methodology. Penelitian ini mengaplikasikan beberapa teori: pertahana negara, keamanan maritim, hubungan internasional (Realisme Neoklasik), diplomasi, kebijakan publik, perbandingan kebijakan luar negeri, dan dibantu Software NVivo untuk melakukan pengolahan data. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa asertivitas Cina dan politik birokrasi mememiliki pengaruh dalam kebijakan luar negeri Indonesia. Pengaruh ini terjadi baik pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono maupun pada masa Presiden Joko Widodo. Untuk itu, dalam mengantisipasi asertivitas Cina, Indonesia perlu melakukan strategi hedging dan engagement dengan Cina secara bilateral maupun multilateral. Indonesia juga perlu untuk melakukan intensifikasi hubungan bilateral dengan Amerika Serikat dan juga ASEAN. Dengan pendekatan yang terukur, internal balancing juga diperlukan agar Indonesia lebih berani dalam melakukan kebijakankebijakan unilateral. Dalam konteks politik birokrasi, Indonesia memiliki dua pilihan; pertama, maksimalisasi peran kementerian koordinator yang bisa berlaku seperti controller dalam manajemen politik birokrasi; kedua, pembentukan National Security Council (NSC).


Ketersediaan

T.32.22.008T.32.22.008Perpustakaan Universitas Pertahanan RI - SalembaTersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
-
Penerbit Universitas Pertahanan Republik Indonesia : Bogor.,
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Fakultas
Keamanan Nasional
Program Studi
S-2 Keamanan Maritim
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
NIM
120200302012

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas


search

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subyek



Advanced Search

Masukan judul koleksi

  • SEARCHING...

Masukan pengarang koleksi

  • SEARCHING...

Masukan subjek koleksi

Masukan ISBN/ISSN koleksi

Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this