Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) adalah salah satu dari 54 (lima puluh empat) Taman Nasional (TN) yang ada di Indonesia. Sebagai benteng terakhir konservasi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) dan penyangga kehidupan manusia disekitarnya, kondisi TNTN sangat memprihatinkan. Pembukaan hutan TNTN illegal untuk perkebunan kelapa sawit selama bertahun – tahun mengakibatkan konflik tenurial yang berlarut – larut dan lebih dari 80 % kawasan rusak. Penelitian ini bertujuan untuk memahami konflik tenurial yang terjadi dengan mengidentifikasi akar permasalahannya, dan mengetahui bagaimana efektifitas skema kemitraan konservasi sebagai instrument resolusi konflik tenurial di TNTN serta mencari skema paling tepat dan efektif untuk mencegah dan menghentikan/menyelesaikan konflik tenurial. Peneliti mengunakan pendekatan kualitatif dengan model studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan wawancara dan observasi, serta studi dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan akar permasalahan konflik tenurial di TNTN adalah pemenuhan kebutuhan akan lahan garapan dan kegagalan pemerintah dalam mengelola sumber daya hutan yang disertai faktor pemicu dan akselerator konflik yang sangat kompleks dan beragam. Resolusi konflik tenurial melalui program kemitraan konservasi di masih belum bisa menghilangkan keseluruhan faktor penyebab konflik tenurial sehingga diperlukan sebuah strategi yang komprehensif, simultan dan berkesinambungan yang dilandasi prinsip kepastian hukum, keadilan ekologis, dan keadilan ekonomi serta keseriusan para pemangku kepentingan untuk menyelesaikan konflik tenurial di TNTN.