Tesis ini membahas upaya diplomasi pertahanan Indonesia di ASEAN dalam upaya memberantas terorisme yang sempat melanda Indonesia dan mencoreng citra Indonesia serta menganalisis kontribusi diplomasi pertahanan Indonesia tersebut terhadap citra Indonesia. Aksi terorisme 9/11 di Amerika Serikat turut mendapat kecaman dari Indonesia namun Megawati Soekarno Putri yang menjadi Presiden Indonesia pada masa itu masih menolak mengakui adanya Jamaah Islamiyah, organisasi radikal Islam yang berafiliasi dengan Al Qaeda di Indonesia. Namun kejadian Tragedi Bom Bali 1 menjadi alarm yang membangunkan kesadaran pemerintah. Indonesia yang sedang mengembalikan kepercayaan internasional dan membenahi kondisi dalam negeri pasca reformasi harus mengalami serangkaian teror bom. Aksi-aksi terorisme ini sontak membuat banyak negara beraksi, adanya penurunan jumlah wisatawan luar negeri, penurunan investasi, dan tercorengnya citra Indonesia membuat pemerintah mengeluarkan berbagai upaya untuk memberantas terorisme dan memperbaiki citra Indonesia, salah satunya dengan menggunakan diplomasi pertahanan. Dengan demikian penelitian ini membahas upaya diplomasi pertahanan Indonesia di ASEAN sebagai lingkungan terdekat untuk menangani terorisme dan juga kontribusinya untuk memperbaiki citra Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan konsep diplomasi pertahanan dimana adanya tujuan untuk membangun confidence building measures dan capacity building serta konsep citra dimana ada didalamnya actual image, projected image, dan desire future image yang memberi gambaran bagaimana citra Indonesia berubah seiring berbagai upaya diplomasi pertahanan yang dilakukan Indonesia dalam lingkup ASEAN.