Hubungan Indonesia-australia begitu dinamis dari masa kemasa diwarnai dengan masalah-masalah yang sering mengganggu kerjasama bilateral kedua Negara. Pascakasus penyadapan hubungan Indonesia-australia diharapkan sudah tidak mengalami masalah lagi akan tetapi kenyataannya menunjukkan bahwa dalam rentang tahun 2013 hingga 2017 hubungan Indonesia-Australia masih saja naik dan turun. Disamping itu peran kerjasama militer atau diplomasi pertahanan Indonesia-australia pascakasus penyadapan apakah juga mengalami kondisi yang dinamis juga?. Oleh karena itu penelitian mengambil rumusan masalah apa faktor yang melatarbelakangi naik turunnya hubungan Indonesia-australia dan bagaimana bentuk diplomasi pertahanan Indonesia-australia pascakasus penyadapan tahun 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa yang melatarbelakangi naik turunnya hubungan Indonesia-Australia dan untuk mengetahui bagaimana bentuk diplomasi pertahanan Indonesia-australia pascakasus penyadapan tahun 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Data yang dibutuhkan adalah respon kebijakan Indonesia dan Australia ditengah kemelut permasalahan yang dihadapi dan bentuk-bentuk kerjasama militer yang dilakukan oleh Indonesia-Australia Khususnya melalui kementerian pertahanan, TNI AD, TNI AL, dan TNI AU. Penelitian menggunakan cara wawancara dengan narasumber terkait dan studi literatur untuk mendapatkan data penelitian yang ingin diperoleh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan yang dinamis antara Indonesia dan Australia adalah sebuah hal wajar yang dipengaruhi oleh faktor geografis, komunikasi politik pemimpin, dan kepentingan nasional. Disisi lain diplomasi pertahanan Indonesia-Australia tidak mengalami dampak yang besar akibat naik turunnya hubungan Indonesia dan Australia. Bentuk diplomasi pertahanan Indonesia Australia pascakasus penyadapan adalah berupa Indonesia-Australia Defence Strategic Dialogue (IADSD), Army to Army Talks, Navy to Navy Talks, dan Airman to Airman Talks.