Penguasaan teknologi nuklir Indonesia merupakan salah satu yang termaju di kawasan ASEAN. Namun penguasaan tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah Indonesia. Pemanfaatan tersebut adalah dengan menggunakan nuklir sebagai sebuah sarana untuk melakukan kerjasama dengan dengan negara ASEAN lainnya. Penelitian ini berupaya menganalisa bagaimana diplomasi Indonesia dalam melakukan kerjasama program nuklir yang dikaitkan dengan kepentingan program nuklir Indonesia dengan program nuklir negara ASEAN lainnya serta bagaimana kerjasama tersebut tidak bertentangan dengan hukum internasional yang ada. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan informan yang meliputi, akademisi, praktisi, dan pakar di bidang terkait, sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur seperti buku, jurnal, karya ilmiah, dan media massa. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan beberapa teori dan konsep, yaitu teori neorealisme, konsep diplomasi, teori Power dan teori nuklir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, diplomasi Indonesia guna mendorong kerjasama di ASEAN, dapat ditempuh melalui forum multilateral seperti APSC dan ARF. Kerjasama program nuklir sendiri merupakan upaya untuk meningkatkan CBM dan sekaligus membuktikan bahwa Indonesia merupakan negara law abiding country di ASEAN. Kesimpulan dari tulisan ini adalah Indonesia dengan power yang dimilki dapat menjalankan kerjasama nuklir dengan negara ASEAN lainnya. Rekomendasi saran dari penelitian ini, pertama menjadikan nuklir sebagai sarana untuk melakukan kerjasama, kedua, kementerian pertahanan dan kementerian luar negeri agar dapat melihat teknologi nuklir untuk tujuan damai sebagai sebuah potensi.