Penelitian ini membahas strategi diplomasi pertahanan Indonesia dengan Jerman dalam menghadapi permasalahan kerjasama pertahanan pada pengadaan Main Battle Tank Leopard. Hambatan yang dihadapi kedua negara adalah adanya penolakan masyarakat serta fraksi parlemen pemerintah federal Jerman atas penjualan persenjataan militer ke Indonesia, didasari oleh anggapan bahwa tingkat penghargaan hak asasi manusia di Indonesia masih rendah. Berangkat dari fakta tersebut, tesis ini disusun untuk menjawab dua pertanyaan besar mengenai strategi diplomasi pertahanan Indonesia dalam pembelian MBT Leopard serta dampak dari pengadaan Leopard terhadap aktivitas diplomasi pertahanan Indonesia dan Jerman di tahun-tahun berikutnya. Untuk dapat mengungkapkan hal tersebut, berbagai aspek dalam kegiatan diplomatik serta diplomasi pertahanan kedua negara akan diteliti dengan bingkai teori yang relevan. Lebih lanjut, Tesis ini merupakan hasil penelitian studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data-data pendukung diperoleh melalui wawancara dan studi pustaka. Dari hasil analisis dan interpretasi data, mengungkapkan bahwa Indonesia menggunakan strategi negosiasi di tingkat kepala negara hingga stakeholder terkait guna mendapatkan kesepakatan terbaik dari pengadaan MBT Leopard. Proses diplomatik tersebut pada akhirnya memberikan dampak pada peningkatan aktivitas diplomasi pertahanan kedua negara di bidang Confidence Building Measure, Capability Building serta Defense Industry.