Penelitian ini berupaya menjawab bagaimana Diplomasi Siber Indonesia dapat menjadi salah satu strategi responsive dalam menghadapi perkembangan ancaman di ranah siber. Salah satu fokus utama diplomasi Indonesia adalah regulasi internasional mengenai perang di ranah siber. Tallinn Manual 2.0 dapat menjadi salah satu alternative yang dapat digunakan oleh Indonesia. Penelitian ini mencoba untuk melihat langkah kebijakan yang dapat diambil, serta keterlibatan Indonesia dalam dunia internasional dalam pengaturan seputar keamanan di dunia siber. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil interview dengan para pelaku kebijakan dan pemangku kepentingan yang berkaitan dengan ranah siber di Indonesia. Untuk menganalisis penelitian ini digunakan Model Pilihan Rasional (Rational Choice Model) untuk melihat bagaimana Tallinn Manual 2.0 dapat menjadi pilihan dalam memformulasikan kebijakan luar negeri Indonesia terkait isu keamanan siber. Selain itu, Dimensi Etika Internasional digunakan untuk melihat bagaimana Tallinn Manual 2.0 dapat dijadikan acuan dalam pembentukan aturan internasional di ranah siber. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Pemerintah Indonesia belum memanfaatkan Tallinn Manual 2.0 dalam perumusan kebijakan terkait keamanan dan diplomasi siber. Meskipun demikian, nilai-nilai dalam Tallinn Manual 2.0 berdasarkan persepektif Dimensi Etika Internasional dapat digunakan sebagai acuan dalam perumusan aturan terkait perang siber.