Globalisasi berdampak pada interaksi antar masyarakat yang terjadi secara global sehingga hubungan diplomasi antar negara sekarang menggunakan multitrack diplomacy yang memberdayakan sumber daya dan strategi nonkonvensional. Diplomasi publik sebagai bagian dari multitrack diplomacy dilakukan ke dalam dan luar negeri. Diaspora Indonesia, sebagai salah satu instrumen diplomasi publik, secara inisiatif membentuk komunitas yang telah berkegiatan di berbagai bidang. Turki,
melalui badan diasporanya (YTB) telah sukses menggerakkan diasporanya untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya di negara tempat diaspora Turki bermukim. Berdasarkan hal tersebut, penelitian difokuskan dalam membandingkan implementasi diplomasi publik diaspora Turki dengan diaspora Indonesia sebagai pendukung pertahanan nirmiliter Indonesia.
Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan data-data primer hasil wawancara dengan 6 narasumber dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Diaspora Indonesia, dan praktisi Hubungan Internasional. Selain itu, literatur, jurnal, dan dokumen terkait juga digunakan sebagai data pendukung penelitian. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pemerintah perlu lebih serius memberdayakan diaspora Indonesia sebagai agen diplomasi karena jika dibandingkan dengan diaspora Turki, ada nilai lebih yang dimiliki diaspora Indonesia dan dapat dilihat melalui kemandirian diaspora Indonesia untuk aktif
membangun Indonesia di luar dan di dalam negeri. Sejauh ini, diplomasi publik yang dilakukan diaspora memberikan kontribusi positif sebagai pendukung pertahanan nirmiliter Indonesia.