Badan Nasional Penanggulangan Terorisme selama ini terlihat lebih menekankan pada kerja sama internasional yang berkaitan dengan pendekatan hard-power dalam menanggulangi terorisme di Indonesia. Tentunya strategi tersebut kurang efektif. Banyak pakar menyebutkan bahwa pendekatan soft-power penting dilakukan dalam menanggulangi terorisme. Terlebih pada saat ini, Diplomasi Pertahanan sebagai suatu strategi dapat dijadikan acuan. Strategi ini lebih mengedepankan pencegahan melalui pendekatan soft-power. Kebijakan BNPT, terutama Deputi III Bidang Kerja Sama Internasional, dalam membangun kerja sama internasional dengan pendekatan hard-power menarik untuk diteliti. Apakah hal tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan sumber daya manusianya sehingga mengabaikan peran penting pendekatan soft-power dalam menanggulangi terorisme? Dalam hal ini, manajemen sumber daya manusia di Deputi III BNPT menjadi perhatian. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai peningkatan kualitas sumber daya manusianya, terutama di Deputi III. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis peningkatan kualitas sumber daya manusia di Deputi III Badan Nasional Penanggulangan Terorisme mulai tahun 2010 sampai dengan 2014 melalui pendidikan dan pelatihan. Penelitian ini menggunakan teori manajemen sumber daya manusia Werther dan Davis. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan kajian literatur. Hasil penelitian menunjukkan perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusianya dalam menggunakan diplomasi baik melalui pendidikan atau pelatihan.