Tesis ini membahas tentang upaya transformasi pasca konflik sosial antar etnis Bali dan suku asli Lampung di Balinuraga Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis berbagai faktor penyebab konflik laten di Balinuraga menjadi konflik terbuka, serta bagaimana upaya transformasi pasca konflik dilakukan untuk mengubah kondisi yang konfliktual menjadi harmonis, destruktif menjadi konstruktif, sehingga terwujud perdamaian yang berkelanjutan di Balinuraga Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan. Berdasarkan hasil survei Lingkarang Survei Indonesia (LSI), konflik Balinuraga masuk kedalam lima (5) wilayah dengan tingkat diskriminasi terburuk pasca reformasi. Selain itu, belum ada penelitian yang mengkaji tentang bagaimana upaya transformasi konflik di Balinuraga, sehingga peneliti merasa perlu untuk mengangkat tema transformasi konflik Balinuraga sebagai judul dan pokok pembahasan dalam tesis ini. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan dalam proses analisis kasus, peneliti menggunakan beberapa teori dan konsep, seperti Teori Konflik, Teori Transformasi Konflik, Teori Kerja Sama, Teori Identitas Sosial, Konsep Segitiga ABC Konflik Galtung, Konsep SAT, dan Konsep Perdamaian. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik Balinuraga dipicu oleh kenakalan remaja, diperluas dengan isu etnisitas dan arogansi antar kelompok sebagai akselerator, dan dilatarbelakangi kebijakan transmigrasi serta isu kesenjangan ekonomi sebagai faktor struktural. Upaya transformasi konflik dilakukan dalam empat dimensi, yaitu personal dengan mengubah sikap dan perilaku, relasional dengan menjalin kembali hubungan kerja sama, kultural dengan penguatan budaya dan adat sebagai mekanisme penyelesaian konflik, dan struktural melalui penguatan institusi pemerintah daerah Provinsi Lampung dan TNI/Polri, demi mewujudkan perdamaian dan keamanan nasional.
Kata Kunci: Konflik, Transformasi Konflik, Suku Bangsa, Budaya, dan Perdamaian.