Indonesia sebagai negara penghasil timah terbesar kedua di dunia memberikan manfaat yang besar pagi perekonomian negara. Namun demikian, kondisi ini tidak terlepas dari gesekan bahkan konflik diantara masyarakat. Permasalahan penelitian ini ialah tentang dinamika konflik, resolusi konflik dan evaluasi atas resolusi konflik pertambangan di Prov. Kep. Bangka Belitung. Tujuan penelitian yaitu untuk mengevaluasi dinamika dan resolusi konflik serta menkonstruksi model evaluasi atas resolusi konflik yang telah ditempuh. Dengan metode penelitian kuasi-kualitatif, data penelitian diolah dan dianalisis dengan tools AHP dan ATLAS.ti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika konflik pertambangan yang terjadi tergambar sebagai konflik yang sudah lama melanda Prov. Kep. Bangka Belitung. Sumber konflik berasal dari konflik struktural, data dan kepentingan dikombinasikan dengan relasi aktor konflik yang cenderung pada kondisi berkonflik. Resolusi konflik yang dilaksanakan dalam penyelesaian konflik pertambangan ini adalah dengan pendekatan mediasi. Akar konflik yang terjadi adalah kurangnya pemahaman masyarakat terkait dengan regulasi dalam melaksanakan penambangan timah. Dihadapkan dengan nilai strategis timah, maka banyak pihak yang tergiur dalam memanfaatkan nya tanpa mempertimbangkan dampak negatif yang akan muncul seperti dampak lingkungan. Kondisi perekonomian dan lapangan pekerjaan yang tidak beragam menjadikan penambangan timah akan dihadapkan dengan pihak nelayan dan pariwisata yang mendapatkan dampak negatif dari penambangan tersebut. Faktor akselerator konflik dimana permainan provokator, adanya kepentingan elit tertentu, jatuhnya korban jiwa dan dampak lingkungan turut meningkatkan eskalasi konflik. Berdasarkan hasil dari ATLAS.ti dan AHP menunjukkan bahwa mediasi menjadi pilihan yang ditunjukkan oleh para narasumber dan panelis dengan hasil akhir AHP sebesar 38,18%. Konstruksi model evaluasi atas pelaksanaan resolusi konflik yang dilaksanakan dapat ditempuh dengan penggunaan tool AHP dan menyajikan rubrik Context, Input, Process, dan Product (CIPP) yang dapat digunakan oleh pemangku kepentingan terkait dalam memantau dan mengevaluasi penyelesaian konflik pertambangan tersebut.