Perkembangan dinamika lingkungan strategis yang berkembang pada saat ini, telah mempengaruhi pola dan bentuk ancaman menjadi semakin kompleks. Kodam IV/Diponegoro sebagai salah satu Kotamabin dan juga Kotamaops TNI memiliki wilayah tugas dan tanggung jawab yang cukup luas meliputi wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dimana wilayah tersebut memiliki berbagai potensi ancaman dan gangguan terhadap stabilitas pertahanan dan keamanan dalam lingkup regional maupun nasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisas peran dan strategi Kodam IV/Diponegoro dalam pemberdayaan wilayah pertahanan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana landasan yang digunakan teori strategi perang semesta, teori peran, teori strategi, dan konsep sistem pertahanan semesta, serta konsep pemberdayaan wilayah pertahanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Kodam IV/Diponegoro dalam pemberdayaan wilayah pertahanan adalah menjadi perantara dan pengeluar kebijakan, menjalin komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait, serta menjadi hulu strategi jajaran dalam menjalankan operasional kegiatan. Berdasarkan teori strategi, tujuan pemberdayaan ialah kesejahteraan masyarakat yang dapat mewujudkan kemandirian dan penggandaan kekuatan pertahanan; sarana yang digunakan ialah metode pembinaan teritorial serta infrastruktur wilayah; langkah yang digunakan ialah pendataan, inventarisasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk program Kampung Pancasila. Sebagai kesimpulan, bahwa Kodam IV/Diponegoro bertanggung jawab melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan matra darat dengan mewujudkan ketahanan wilayah dan ketahanan individu dengan peran sebagai kegiatan dan sebagai komunikasi. Strategi Kodam IV/Diponegoro dalam Pemberdayaan Wilayah Pertahanan Darat melalui Binter guna mendukung Sishanta dilaksanakan dengan membangun dan menyiapkan mandala pertahanan sebagai perwujudan Sishanta di wilayah.