Dampak perpindahan Ibu Kota Negara menimbulkan berbagai macam persoalan baru, dimulai dari pemindahan seluruh aset penting milik negara hingga para pegawai pemerintahan. Hal ini menjadi pemikiran utama para petinggi negara di bidang pertahanan mengenai konsep pertahanan yang baru. Salah satu tugas berat yang masih menjadi beban negara untuk melindungi wilayah IKN ialah memperkuat pertahanan udara di wilayah Kalimantan bagian barat. Hingga saat ini, masih terdapat celah kosong dari pantauan radar di wilayah Kalimantan Barat. Oleh karena itu, perlunya penambahan perkuatan pertahanan udara di wilayah Kalimantan Barat dapat dimulai dari Pangkalan Udara TNI AU Supadio. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa hasil pemanfaatan teknologi sensor CMOS yang dapat memberikan data yang akurat melalui kegiatan pemotretan udara vertikal dalam rangka pemekaran perkuatan pertahanan udara di area sekitar pangkalan tersebut. Selain itu, hasil interpretasi dari data foto udara juga dapat menunjukkan lokasi yang tepat dalam penentuan pembangunan instalasi militer untuk dapat menambah perkuatan pertahanan udara di sekitar area tersebut. Penelitian ini menggunakan beberapa metode yang diujikan terhadap data foto udara untuk dapat memberi pilihan solusi dari permasalahan yang terjadi, diantaranya metode kuesioner untuk menganalisa kemudahan identifikasi objek terekam dengan menggunakan analisis statistik deskriptif, metode quasi eksperimental untuk membuktikan pengaruh perubahan data foto udara dapat menghasilkan data dengan nilai akurasi yang lebih baik, serta metode analisis spasial dan temporal untuk mendapatkan laju perubahan tata guna lahan di sekitar lokasi penelitian. Dari hasil penelitian diperoleh data yang dihasilkan dengan sensor CMOS lebih mudah untuk diidentifikasi daripada sensor CCD, dan percobaan terhadap data foto udara tidak memberikan pengaruh yang besar untuk meningkatkan akurasi data, serta analisis spasial pada lokasi penelitian menunjukkan area utara pangkalan sebagai lokasi yang tepat untuk pembangunan instalasi militer dalam rangka mendukung pertahanan di wilayah Kalimantan, khususnya pertahanan bagi Ibu Kota Negara Baru.