DKI Jakarta merupakan wilayah yang memiliki banyak peran strategis. Diantaranya sebagai Central of Gravity (CoG), di mana DKI Jakarta berperan sebagai ibu kota negara, dan juga pusat berbagai aspek kehidupan. Selain itu juga Jakarta merupakan pusat kosentrasi penduduk di Indonesia, dan pertemuan jalur transportasi. Peranan strategis tersebut memberikan keuntungan, namun juga memiliki keretanan pertahanan yang tinggi, salah satunya ancaman urban warfare. Ketika urban warfare terjadi, sarana prasana strategis akan mengalami kerusakan akibat serangan, salah satunya bulog. Pemenuhan logistik pangan pun bisa terganggu. Beranjak dari permasalahan tersebut, dilakukanlah penelitian mengenai penentuan persebaran lokasi logistik pangan di DKI Jakarta yang aman terhadap ancaman urban warfare. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan geoint dalam pengumpulan datanya. Kemudian analisis statistik digunakan untuk melakukan pengolahan data numerik yaitu demografi. Kemudian, dilakukan analisis spasial pada data keruangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis demografi dan kebutuhan logistik pangan terhadap urban warfare. Selain itu juga untuk menentukan lokasi persebaran logistik pangan yang aman terhadap ancaman urban warfare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa demografi berpengaruh terhadap jumlah kebutuhan penduduk. Analisi eksodus digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk tinggal saat terjadi urban warfare. Analisis eksodus dilakukan berdasarkan usia/produktiitas, pendidikan dan jenis pekerjaan. Lokasi logistik pangan ditentukan berdasarkan fasilitas umum, jumlah kebutuhan pangan, pemukiman, akses ke jalan utama, dan sarana militer. Dari hasil penelitian ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi jumlah penduduk tinggal, maka semakin tinggi jumlah kebutuhan pangan di wilayah tersebut saat terjadi urban warfare. Kemudian lokasi logistik pangan tersebar pada fasum kesehatan, pendidikan dan sarana ibadah dan menghindari berdekatan dengan sarana militer.