Komponen cadangan merupakan salah satu komponen untuk memperkuat komponen utama. Pendidikan bela negara dapat menanamkan jiwa nasionalisme masyarakat dengan adanya niat berperilaku dan komunikasi persuasif yang baik untuk meningkatkan kemauan untuk menjadi bagian dari komponen cadangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan niat berperilaku dan komunikasi persuasif terhadap kemauan untuk menjadi bagian dari komponen cadangan dalam pendidikan bela negara. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan alat korelasi. Data didapatkan berupa kuesioner yang diberikan kepada 100 sampel alumni pendidikan bela negara di Rumpin, Bogor. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: 1) niat berperilaku alumni (korelasi rs 0,262) lebih kecil dari (rs tabel 0,1654) memiliki hubungan yang cukup pada kemauan alumni menjadi bagian dari komponen cadangan dengan nilai 0,010 lebih rendah dari nilai signifikansi 0,1. 2) dimana fisik laki- laki lebih kuat untuk mengikuti pelatihan fisik dan pengetahun dari Pendidikan yang dijalani. Komunikasi persuasif antara pelatih dengan alumni (korelasi rs 0,358) lebih kecil dari (rs tabel 0,1654) memiliki hubungan positif pada kemauan alumni menjadi komponen cadangan dengan nilai 0,000 lebih rendah dari nilai signifikansi 0,1. 3) dari pemahaman alumni yang menandakan komunikasi persuasif sudah efektif. Niat berperilaku dan komunikasi persuasif memiliki hubungan positif pada kemauan menjadi bagian dari komponen cadangan dari hasil uji deskriptif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa adanya hubungan yang positif dari niat berperilaku alumni dan komunikasi persuasif antara pelatih dan alumni terhadap kemauan alumni untuk menjadi bagian dari komponen cadangan. Kemudian, saran dari penelitian ini adalah Kementrian Pertahanan dapat bekerjasama dengan instansi lain untuk meningkatkan Pendidikan bela negara.