Konflik pembangunan rumah ibadah gereja di Taman Yasmin Bogor merupakan salah satu konflik yang berjalan dalam waktu yang cukup lama. Dinamika konflik yang ada sangat kompleks dengan melibatkan berbagai komponen konflik yang saling terkait. Selama lima belas tahun konflik, berbagai upaya penyelesaian dilakukan hingga pada tahun 2021 keputusan relokasi oleh Pemerintah Kota Bogor telah disepakati oleh pihak gereja dan masyarakat sekitar. Namun, meskipun resolusi konflik telah tercapai, proses rekonsiliasi pasca konflik perlu dilakukan antara pihak-pihak yang berkonflik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika 15 tahun konflik pembangunan GKI Yasmin. Selain itu, tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi rekonsiliasi Pemerintah Kota Bogor pasca konflik pembangunan GKI Yasmin guna mendukung keamanan nasional. Metodologi yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara dan studi dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) dinamika konflik berjalan dalam waktu yang panjang karena kurangnya deteksi eskalasi konflik, keberadaan aktor provokator dan kelompok rentan, kurangnya antisipasi Pemerintah Kota Bogor dan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait dan (2) strategi rekonsiliasi yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor melibatkan dialog pemimpin komunitas dan dialog komunitas dengan komunikasi sebagai kunci pemulihan hubungan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa deteksi dini konflik sangat perlu dilakukan sebagai pencegahan konflik terjadi kembali dan dibutuhkan adanya kajian lebih lanjut terkait strategi rekonsiliasi yang dapat dilakukan dalam
konflik.