Hubungan perempuan dengan terorisme telah mengalami pergeseran sudut pandang yang cukup besar. Hal ini karena perempuan yang awalnya diasosiasikan sebagai korban terorisme, kini berperan di berbagai aktivitas di dalam terorisme. Akibatnya, pembinaan napi teroris perempuan dibebankan secara tidak seimbang kepada lembaga pemasyarakatan. Oleh karena itu BNPT memandang pentingnya melakukan program mitigasi, pencegahan, dan deradikalisasi, agar berdampak dengan lebih efektif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi serta pengujian keabsahan data dengan menggunakan triangulasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi, faktor penghambat dan pendukung serta strategi kerjasama BNPT dengan Kementerian Pertahanan dalam penanggulangan teroris wanita di Indonesia. Hasil dari penelitian ini, pertama mengenai implementasi pertahanan negara dalam menanggulangi teroris wanita di Indonesia, dengan penyelenggaraan Program Pembinaan Kesadaran Bela Negara, peningkatan kerjasama dengan Pemda, TNI, Polri, maupun pihak lain. Kedua mengenai faktor penghambat dan pendukung strategi kerjasama deradikalisasi BNPT dengan pertahanan negara adalah hambatan regulatif, yang sifatnya undangundang. Kemudian untuk faktor pendukungnya adalah adanya kerjasama dan koordinasi dengan lembaga yang terkait akan mempermudah dalam penanggulangan teroris wanita di Indonesia, dan yang ketiga mengenai strategi kerjasama deradikalisasi BNPT dengan Kemhan, BNPT dan Kemhan mempersiapkan dan juga mengantisipasi ancaman terorisme yang dapat membahayakan keamanan nasional dan keselamatan masyarakat, kedaulatan negara, dan keutuhan seluruh wilayah Indonesia.