Ancaman radikalisasi tidak hanya terjadi pada masyarakat secara umum, tapi juga di lembaga pendidikan. Kerentanan radikalisasi di lembaga pendidikan dinilai berdampak lebih kuat terhadap proses penguatan ideologi ekstrim, karena fungsi idealnya sebagai salah satu control environment bagi siswa di usia penguatan karakter diri. Penelitian ini mengkaji bagaimana proses radikalisasi di lembaga pendidikan tumbuh dan strategi yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah tersebut. Dengan metode kualitatif, penelitian ini menggunakan kerangka 3N Model of Radicalization (Kruglanski, 2019) dan Prevent Strategy (Lowe and Bennet, 2021). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ancaman radikalisasi di lembaga pendidikan berkembang signifikan. Tren radikalisasi di masyarakat yang menurun tidak berarti bahwa potensi radikalisasi di lembaga pendidikan menurun. Beberapa gejala menunjukkan sebaliknya bahwa di tengah menurunnya potensi radikalisme di Indonesia secara umum, potensi radikalisme di usia pelajar (Gen-Z) masih cukup tinggi. Data ini menunjukkan bahwa ancaman radikalisasi di lembaga pendidikan masih tumbuh. Proses radikalisasi di lembaga pendidikan dipicu oleh kebutuhan aktualisasi diri dan pencarian signifikansi, dikuatkan oleh narasi dan dengan demikian akan masuk pada jaringan. Penelitian ini menunjukkan bahwa jaringan dalam proses radikalisasi tidak selalu berupa jaringan organisasional tapi juga jaringan ideologis. Dalam penangan radikalisasi yang terjadi, upaya-upaya pencegahan dilakukan baik secara langsung yang menyasar pada lembaga pendidikan, maupun pembangunan kerangka kebijakan yang mendorong pencegahan dan penurunan radikalisasi.