Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah yang merepresentasikan keberagaman dan menjadi provinsi terpadat di Indonesia, karena merupakan ibu kota dan pusat pemerintahan serta ekonomi. Selain itu, menjelang tahun politik seperti pada 2017-2019, DKI Jakarta menjadi pusat perhatian karena menguatnya politik identitas. Oleh karena itu, diperlukan pencegahan konflik oleh pemerintah dan masyarakat. Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi masyarakat Islam yang banyak berjasa bagi Indonesia, memiliki peran strategis dalam pendidikan perdamaian bagi penduduk di DKI Jakarta. Adapun tujuan dari penelitain ini, pertama menganalisis kebutuhan pendidikan perdamaian bagi penduduk DKI Jakarta. Kedua, menganalisis peran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dalam pendidikan perdamaian di DKI Jakarta guna mendukung keamanan nasional tahun 2016-2022. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif-analisis yang melibatkan dua belas informan dan satu expert judgment.Konsep dan teori yang digunakan pada penelitian ini diantaranya konsep keamanan nasional, konsep SAT, konsep pendidikan perdamaian, teori identitas sosial, teori konflik, dan teori peran. Hasil penelitian menunjukan kebutuhan pendidikan perdamaian bagi penduduk DKI Jakarta dikarenakan banyaknya keberagaman SARA, sehingga menjadikan tingginya potensi konflik sosial yang juga diperkuat dengan adanya berbagai kepentingan politik yang mengarah pada politik identitas terkait agama. Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah pendidikan perdamaian yang dilaksanakan PWNU melalui program dan kerja sama, yaitu menempatkan da’i di berbagai instansi, melakukan pembinaan da’i, pelatihan retorika dakwah, pendidikan madarsah dan pesantren, bekerja sama dengan pemerintah, organisasi masyarakat, dan partai politik.