Perubahan pada identitas keagamaan pengungsi sampang dari Syiah ke Sunni yang juga diiringi dengan transformasi konflik Sampang telah menuju ke arah pembangunan perdamaian. Pada bulan April 2022 pengungsi sampang dijemput dan dipulangkan ke kampung halaman setelah warga setempat memberikan penerimaan sosial. Oleh karena itu, peran Pemerintah Kabupaten dalam pemberdayaan masyarakat Sampang telah memberikan berkontribusi dalam pencapaian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis mengenai kondisi masyarakat sampang pasca peristiwa hijrah dan peran yang dilakukan Pemerintah Kabupaten dalam pemberdayaan masyarakat Sampang guna membangun perdamaian pasca persitiwa hijrah. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori peran, pemberdayaan masyarakat, pembangunan perdamaian, nilai-nilai ketaatan, Hak Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan, serta Keamanan Nasional yang mencakup keamanan insani. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan melibatkan informan sebanyak 13 orang dari instansi lembaga Pemerintah Kabupaten Sampang terkait, pengungsi sampang, warga desa Karanggayam dan Bluuran, Ulama, serta akademisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten dalam pemberdayaan masyarakat meliputi lima aspek pemberdayaan antara lain: pendidikan, ekonomi, politik, psikologi, sosial dan budaya juga diiringi dengan perubahan konflik yang membuahkan hasil perdamaian positif untuk pengungsi sampang. Penelitian ini membatasi ruang lingkup mengenai konflik antara kelompok Sunni dan pengungsi sampang yang telah menjalani ikrar dan pembinaan keagamaan. Dari penelitian ini, diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian mengenai pengungsi sampang yang masih bertahan dalam ajaran Syiah sehingga persoalan konflik sosial di Sampang dapat tuntas seutuhnya tanpa meninggalkan satupun warga.