Kawasan Asia-Pasifik adalah kawasan yang strategis, baik dalam aspek ekonomi, politik, maupun militer. Tentara Nasional Indonesia dalam melaksanakan tugas didukung logistik alutsista modern termasuk pesawat terbang tanpa awak jenis medium altitude long endurance PTTA MALE. PTTA MALE yang dimiliki Indonesia merupakan import dari china yaitu CH-4 sementara kemampuan industri pertahanan nasional memiliki potensi untuk melakaukan produksi PTTA MALE. Konsep kemandirian industri pertahanan memiliki manfaat seperti: meningkatkan daya tawar indonesia di panggung dunia, meningkatkan perekonomian indonesia melalui penyerapan tenaga kerja, eksport alutsista, manfaat efisiensi penggunaan anggaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivism, digunakan untuk meneliti objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Penelitian ini menganalisis anggaran, kendala dan dampak ekonomi dan potensi ekonomi dari pembangunan PTTA MALE Elang Hitam. Hasil penelitian menyebutkan bahwa anggaran pembangunan PTTA MALE berasal dari APBN yang diajukan oleh masing-masing lembaga yang terlibat dalam konsorsium dan tidak difokuskan di satu lembaga, kemudian terdapat kendala dalam pembangunan PTTA MALE ketika BRIN mendeklarasikan tidak lagi mendukung kegiatan militer membuat kegiatan terhenti dan menimbulkan konsekuensi anggaran, dampak ekonomi dan potensi ekonmi dari pembangunan PTTA MALE timbul dari variabel biaya, tenaga kerja dan TKDN.