Jaminan kesejahteraan anggota Tentara Nasional Indonesia adalah tugas yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada PT. Asabri (Persero) selaku Badan Usaha Milik Negara untuk mengelola dana bagi kesejahteraan sumber daya manusia yang terlibat langsung dalam usaha pertahanan negara. Kerugian negara pada kasus korupsi PT. Asabri (Persero) menembus angka Rp 23,7 triliun pada posisi per 31 Desember 2020 dengan minus Rp 13,3 triliun, Pada tanggal 31 Desember 2022 kondisi ini membaik menjadi minus Rp 1,5 triliun. Berdasarkan kondisi tersebut, Pemerintah dengan cepat memberikan 6 langkah strategis untuk perbaikan PT. Asabri (Persero). Salah satu strategi tersebut adalah penempatan investasi perusahaan pada instrumen dengan lebih bijaksana. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengelolaan dana pensiun, perhitungan dan simulasi Model Predictive Control (MPC) dengan adanya pinjaman serta tanpa adanya pinjaman.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan observasi dan pengumpulan data. Pemilihan sampel menggunakan data Tabungan Hari Tua (THT) PT. Asabri (Persero) mulai bulan Januari 2017 sampai Desember 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan dana THT mengalami penurunan dari Rp. 16,4 triliun menjadi Rp. 7,1 triliun atau menyusut Rp. 9,2 triliun. Penyebab penurunan antara lain instrumen investasi seperti saham, obligasi dan reksadana. Melalui perhitungan MPC dengan pinjaman Rp. 500 Milyar, diperoleh peningkatan THT yang cukup signifikan sebesar 24 triliun rupiah atau rata-rata 10% per tahun. Sedangkan perhitungan jumlah THT tanpa adanya pinjaman adalah 19,6 triliun rupiah atau hampir 4% per tahun. Selanjutnya, dilakukan simulasi penerapan MPC yang merupakan visualiasi dari Perhitungan MPC. Kesimpulannya bahwa pertambahan dana pensiun secara simultan tercapai sesuai dengan reference trajectory yang telah ditetapkan.