Kebijakan Pemerintah yang dibuat pada masa pandemi Covid seperti ini antara lain adanya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) ataupun PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang membuat masyarakat khususnya masyarakat pesisir pantai mengalami penurunan pendapatan. Provinsi DKI Jakarta memiliki NTN sebesar 0,28 persen di tahun 2022. Pada masa Covid19 Jumlah produksi hasil tangkapan menurun sebanyak 101,18 ton dari tahun sebelumnya. Beberapa nelayan masih belum bisa mengoptimalkan pendapatan mereka untuk Pengeluaran Rumah Tangga seperti membeli bahan-bahan pokok dan kebutuhan lainnya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis Produksi Hasil Tangkapan Dan Aksesibilitas Lembaga Keuangan Formal terhadap Nilai Tukar Nelayan Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian dilakukan melalui pengisian kuisioner oleh nelayan. Sampel diambil sebanyak 100 nelayan, untuk metode analisis dan hipotesis menggunakan regresi linear berganda, kemudian perhitungannya menggunakan program SPSS versi 24, sedangkan penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode random sampling. Hasil penelitian ini menunjukan Produksi Hasil Tangkapan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Tukar Nelayan sebesar 0,238 satuan atau sekitar 23,8%. Hal ini yang bisa membantu dalam meningkatkan Logistik Pertahanan. Kemudian aksesibilitas Lembaga keuangan formal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai tukar nelayan sebesar 0,012 satuan atau sekitar 1,2%. Produksi Hasil Tangkapan dan Aksesibilitas Lembaga Keuangan Formal berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Nilai Tukar Nelayan besarnya determinasi (Adjusted R2) diperloleh sebesar 0,259 yang hal ini berarti 25,9% dari variabel dependen yaitu Nilai Tukar Nelayan (Y) dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independent.