Tol Laut merupakan konektivitas laut yang berupa kapal-kapal untuk melayani secara rutin dan terjadwal dari kawasan Indonesia Barat ke kawasan Indonesia Timur. Meskipun demikian, pada kenyataannya pemanfaatan tol laut yang dilakukan oleh KEMENHUB belum maksimal. Meninjau dari pemanfaatan tol laut yang belum maksimal, hal ini menjadikan suatu peluang dan kesempatan bagi KEMHAN yang memiliki unsur matra laut dalam hal ini TNI AL. Peneliti melihat adanya potensi pada matra laut yang dapat diproduktifkan oleh KEMHAN dan jajarannya melalui kapalkapal milik TNI AL sebagai “Caraka Laut”. Permasalahan penelitian yaitu tentang kemandirian peningkatan pemanfaatan Tol Laut yang dinilai kurang dan bagaimana KEMHAN dapat memanfaatkan Tol Laut untuk kemandirian KEMHAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data yang diperoleh dari para infroman yang ditetapkan yang selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan , bisnis dan TNI telah di atur dalam regulasi pasca reformasi TNI, yang dituangkan dalam UU No. 34 Th. 2004 tentang TNI pada pasal 76 juga disebutkan bahwa TNI dilarang melakukan kegiatan bisnis secara langsung. Tetapi sebagai usaha yang diizinkan untuk mengelola setiap kegiatan komersial yang dimiliki TNI adalah melalui koperasi atau yayasan. Hal tersebut telah memungkinkan kesempatan KEMHAN bersama TNI AL dalam penyelenggaraan program Caraka Laut ini dengan cara mengalih nama kan kepemilikan bisnis tersebut kepada BUMN, yayasan atau koperasi, serta pembuatan Badan Layanan Umum (BLU) dalam tubuh KEMHAN seperti contohnya yang telah dimiliki adalah BLU kesehatan. Dibuatnya BLU terkaitan pengangkutan akan mempermudah KEMHAN dalam proses perwujudan Caraka Laut serta proses pengajuan pendaannya kelak.