Salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi sampah yang besar ialah DKI Jakarta. Hal tersebut dapat terlihat dari adanya timbulan sampah yang menggunung di TPST Bantargebang yang menjadi salah satu sumber permasalahan khususnya terkait dengan dampak lingkungan. Dengan pemanfaatan potensi sampah sebagai sumber energi maka dapat mengatasi permasalahan sampah, permasalahan lingkungan, hingga mendukung transisi energi menuju energi terbarukan. Permasalahan penelitian yaitu belum optimalnya pengelolaan sampah menjadi energi listrik yang dapat mendukung ketahanan energi daerah di DKI Jakarta. Tujuan penelitian yaitu menganalisis potensi sampah menjadi energi listrik melalui intermediate treatment facility (ITF) serta pengelolaannya dalam mendukung ketahanan energi daerah. Penelitian ini menggunakan metode kuasi kualitatif dengan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan sampah melalui ITF akan dibangun di empat titik di DKI Jakarta yaitu Sunter, Marunda, Cakung, dan Duri Kosambi dengan produksi listrik sebesar 35 MWh di setiap lokasi. Pembangunan ITF dapat mendukung DKI Jakarta mengurangi kebutuhan pasokan listrik dari PLN sebesar 0,156% serta mampu mengolah sampah sebesar 31% setiap harinya dibandingkan PLTSa Merah Putih hanya sebesar 1,42%. Berdasarkan hasil dari analisis SWOT dengan aspek pengelolaan sampah serta dimensi ketahanan energi (4A+1S), pengelolaan sampah melalui ITF berada pada kuadran 1 yang menunjukkan ITF merupakan solusi yang tepat dalam menangani permasalahan yang ada dengan memanfaatkan secara optimal kekuatan serta peluang yang dimiliki. Namun, dalam kondisi sebenarnya hingga saat ini pembangunan ITF di DKI Jakarta belum dapat terlaksana karena adanya kendala khususnya pendanaan. Kesimpulannya pengelolaan sampah menjadi energi listrik melalui ITF di DKI Jakarta dapat mendukung ketahanan energi daerahnya.