Fluktuasi terjadi pada realisasi anggaran Fungsi Pertahanan secara nominal, meskipun rata-rata terdapat peningkatan sebesar 5,6 persen. Hal-hal seperti efektivitas, efisiensi, akuntabilitas dan transparansi dalam penggunaan anggaran pertahanan harus dipenuhi karena anggaran tersebut adalah hasil dari pajak yang dibayar oleh masyarakat kepada negara. Beberapa kasus korupsi dalam
pengelolaan anggaran pertahanan juga memerlukan adanya mekanisme antikorupsi yang kuat dalam lembaga pertahanan, salah satunya dengan meningkatkan pengawasan. Dalam hal ini, pengawasan intern atas tugas dan fungsi instansi pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara dilakukan oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP). Meskipun begitu, masih banyak permasalahan yang ditemukan, seperti kesenjangan antara jumlah auditor APIP dengan kebutuhan ideal dan perlu adanya perhatian serius terkait independensi, kompetensi dan integritas SDM APIP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan penguatan kemampuan auditor yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertahanan dalam penyelenggaraan pengawasan intern, menganalisis kendala yang dihadapi dan menganalisis strategi untuk mengatasi kendala. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan desain penelitian deskriptif kualitatif yang memfokuskan pada pengamatan fenomena dan analisis substansi makna dari fenomena tersebut. Teori yang digunakan adalah teori kapabilitas yang terdiri dari tiga elemen, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap, dan tiga indikator, yaitu kemampuan teknis, kemampuan interpersonal, dan kemampuan konseptual. Peningkatan kemampuan auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Pertahanan sudah berjalan, tetapi masih ada hal-hal yang dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, peneliti memberikan saran untuk melakukan perbaikan melalui rekrutmen, pendidikan dan pelatihan, pengelolaan kinerja, dan pengembangan karir untuk meningkatkan kemampuan auditor Itjen Kemhan dan mendukung akuntabilitas pengelolaan anggaran pertahanan.