Pesawat udara tanpa awak saat ini telah berkembang dengan sangat pesat dan menjadi salah satu bentuk yang dilakukan pemerintah dalam memperkuat kemampuan pertahanan. Indonesia saat ini tengah melakukan pengembangan teknologi pesawat udara nir awak yang dikembangkan oleh PT Dirgantara Indonesia dan BRIN bernama PUNA MALE. Namun dalam pengembangannya berbagai risiko muncul seperti adanya lead time manufaktur untuk suku cadang pesawat memakan waktu sangat lama yang mengakibatkan pemenuhan kebutuhan material menjadi terhambat. Sehingga pada penelitian ini bertujuan untuk dapat menganalisis risiko dalam proses rantai pasok pengadaan komponen sehingga dapat menyusun strategi dalam memitigasi risiko rantai pasok pengadaan komponen suku cadang pesawat udara nir awak di PT DI. Analisis dilakukan dengan metode quasi-kuantitatif melalui pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai permasalahan dalam penelitian. Hasil penelitian yang dilakukan dengan model analisis Supply chain operations reference (SCOR) yaitu plan, source, make, delivery, dan return teridentifikasi 21 kejadian risiko yang diakibatkan oleh 20 penyebab risiko. Dari total keseluruhan risiko diidentifikasi dua penyebab yang memberikan pengaruh yang sangat signifikan berdasarkan skala prinsip diagram Pareto yaitu adanya permasalahan pada kondisi keuangan internal serta adanya material obsolete. Analisis dilanjutkan menggunakan metode House of Risk (HOR) untuk mendapatkan alternatif mitigasi risiko yaitu dengan merumuskan prioritas rencana aktivitas pengadaan perusahaan bersama Dewan Direksi dan Dewan Komisaris mengenai prioritas pembelian dalam pengadaan barang serta mendiskusikan dengan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris untuk kemungkinan dilelang kepada umum dengan kondisi as is untuk memperbaiki cash flow perusahaan.