Antraks merupakan salah satu senjata biologi (bioweapon) yang banyak digunakan oleh kalangan teroris. Terutama untuk penggunaan spora antraks melalui inhalasi yang memiliki tingkat letalitas tinggi. Hingga saat ini peanganan kasus antraks masih bergantung pada penggunaan antibiotik, walaupun pengobatan ini tidak mampu menurunkan letalitas kasus antraks paru (inhalansi) dibawah 50%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bahan baku yang dapat digunakan sebagai agen biodefense khususnya terhadap lethal factor (LF) dari toksin yang dihasilkan oleh spora antraks. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif eksperimental yang didasarkan bidang bioinformatika melalui proses virtual screening antara LF toksin antraks terhadap 300 senyawa yang berasal dari tanaman di Indonesia. Hasil terbaik kemudian diuji efektifitasnya melalui molecular docking, hingga diperoleh satu senyawa terbaik. Kemudian dilengkapi dengan wawancara terhadap beberapa pakar ahli yang menangani antraks untuk mengetahui peluang pengembangan agen biodefense terhadap antraks tersebut. Akhirnya diperoleh senyawa Stigmasterol merupakan senyawa yang berpotensi dan paling efektif untuk dijadikan bahan baku agen biodefense terhadap antraks dengan nilai ∆G 7.87 Kcal/mol dan Ki 1.71 µM.