Bencana alam merupakan salah satu bentuk ancaman terhadap Keamanan Nasional, khususnya aspek keamanan insani. Untuk itu, negara seharusnya hadir memberikan jaminan perlindungan terhadap keselamatan warga negara dari ancaman. Bencana banjir dan longsor terjadi di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor pada tanggal 1 Januari 2020 menyebabkan korban jiwa, rumah rusak dan ribuan keluarga harus mengungsi. Pada tahun 2021, Pemerintah telah membangun total 563 unit Hunian Tetap (Huntap) untuk merelokasi masyarakat korban bencana itu di dua lokasi, yaitu Desa Sukaraksa dan Desa Urug. Program rehabilitasi dan rekonstruksi khususnya pembangunan Huntap seharusnya dipandang lebih dari sekadar proyek pembangunan karena memberikan dampak langsung kepada korban bencana. Oleh karena itu, faktor kepuasan penerima manfaat (beneficiaries) perlu dipertimbangkan sebagai parameter keberhasilan program. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis pola penanganan masyarakat terdampak bencana yang direlokasi ke Huntap serta kepuasan masyarakat penerima manfaat Huntap berdasarkan enam kelompok indikator kepuasan yaitu: pemilihan lokasi untuk relokasi, rehabilitasi sosial ekonomi masyarakat, ruang untuk fungsi sosial, pemberdayaan dan partisipasi masyarakat, pemilihan material bangunan dan teknik konstruksi, serta perawatan dan pengelolaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola penanganan masyarakat terdampak bencana pada relokasi ke Huntap dilaksanakan melalui Program Rumah Khusus yang merupakan program eksisting yang dilaksanakan Pemerintah dengan metode kontraktual. Sedangkan kepuasan masyarakat penerima manfaat terhadap Huntap sudah terpenuhi yang diindikasikan oleh pemenuhan empat indikator yaitu pemilihan lokasiuntuk relokasi, rehabilitasi sosial ekonomi masyarakat, ruang untuk fungsi sosial, serta pemilihan material bangunan dan teknik konstruksi. Kepuasan dapat lebih ditingkatkan jika kemudian hari legalitas kepemilikan aset Huntap dapat diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat.