Sistem pertahanan rakyat semesta abad ke-21 meminta gelar kekuatan pertahanan perlu diadakan dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia dengan konsep kemandirian kendaraan dan satuan-satuan tempur melalui dukungan logistik terpadu dan berkelanjutan. Salah satu bekal logistik yang memainkan peran penting dalam operasi militer adalah logistik bahan bakar minyak. Kendaraan tempur memerlukan bahan bakar minyak untuk dapat digunakan sebagaimana peruntukannya. Beberapa masalah logistik bahan bakar minyak di Indonesia dalam 5 tahun terakhir berupa 108 kasus kecelakaan lalu lintas truk tangki bahan bakar minyak pada tahun 2017 dan 6 kasus kecelakaan pada tahun 2022, 11 kejadian insiden api tahun 2017, tumpahan minyak di depot Plumpang dan ledakan tangki bahan bakar minyak Balongan pada tahun 2021. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis risiko sistem logistik bahan bakar minyak kendaraan tempur dan menyusun mitigasi risikonya. Analisis dilakukan dengan metode kuasi-kuantitatif yang menarasikan angka-angka hasil perhitungan untuk memahami maknanya. Hasil penelitian yang diperoleh dengan model analisis Supply Chain Operations Reference (SCOR) yaitu teridentifikasi 7 kejadian risiko yang diakibatkan oleh 14 penyebab risiko. Analisis lanjutan dengan model House of Risk (HOR) menghasilkan 4 risiko pada tingkat yang tinggi dan 2 diantaranya merupakan risiko prioritas berdasarkan prinsip Pareto, yaitu kecelakaan lalu lintas truk tangki bahan bakar minyak sebesar 17,9% dan transportasi angkut bahan bakar minyak yang belum sesuai standard HSSE (Health, Safety, Security, Environment) sebesar 16%. Strategi mitigasi risiko yang disusun yaitu pelatihan awak mobil tangki bahan bakar minyak, evaluasi & perbaharui standard keamanan kendaraan dan standard operasi transportasi bahan bakar minyak yang aman, dan mengimplementasikan fungsi HSSE secara rutin pada transportasi angkut bahan bakar minyak.