Penelitian ini dilatar belakangi masih terbatasnya cakupan wilayah perairan Indonesia yang dapat di ekplorasi baik untuk kepentingan sipil maupun militer serta tuntutan perkembangan teknologi pada revolusi industri 4.0 dimana pemanfaatan teknologi autonomous akan dapat menjadi solusi bagi permasalahan manusia dalam meminimalisir kerugian personel dan materiel untuk melakukan kegiatan penelitian di laut. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap karakteristik Seaglider yang sesuai dengan kepentingan TNI Angkatan Laut, melakukan analisis terhadap kemampuan Seaglider hasil rancangan peneliti dalam negeri, dan melakukan analisis terhadap kemampuan Seaglider buatan negara Norwegia dan China. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka dilakukan penelitian menggunakan Metode Reseach and Development (R & D) Level I dengan pendekatan Analytical Hierarchy Proces (AHP) dan The Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) serta Metode Siklus Hidup Sistem (System Life Cycle Model). Pendekatan tersebut menghasilkan Rancangan desain konsep sensor Seaglider dengan karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan TNI Angkatan Laut untuk mendukung operasional kapal selam dalam bernavigasi dan melakukan peperangan bawah air serta upaya pengembangan desain konsep sensor seaglider agar dapat terwujud kemandirian dalam penginderaan bawah air dengan penguasaan dan pemanfaatan teknologi autonomous glider. Desain konsep sensor Seaglider ini telah di verifikasi oleh ahli dan praktisi dan divalidasi dengan operational requirement TNI Angkatan Laut sehingga nantinya dapat dipergunakan untuk mengambil data Oseanografi di perairan dangkal di seluruh wilayah perairan Indonesia dengan tetap mempertimbangkan Arus Lintas Indonesia dan gelombang internal.