Sistem pertahanan negara Indonesia yang kuat perlu didukung oleh pengembangan teknologi pertahanan yang maju dan sumber daya yang memadai untuk menghadapi perkembangan ancaman masa kini. Pembangunan kemandirian industri pertahanan untuk mendukung kekuatan pertahanan negara sangat penting seperti melengkapi dan mempercanggih sistem Alpalhankam yang digunakan. Konsep kemandirian untuk pertahanan negara Indonesia secara keseluruhan berserta dinamikanya, tetapi juga kemandirian industri pertahanan nasional Indonesia yang perlu dibangun yakni dengan konsep kemandirian sehingga dapat menunjang kebutuhan pertahanan dan menjadi kekuatan yang mutlak dimiliki guna mendukung pertahanan negara. Seiring dengan perkembangan inovasi untuk mendukung konsep tersebut peneliti melihat Military-Industrial Complex (MIC) sebagai inovasi yang dapat mendukung Industri Pertahanan Nasional Indonesia serta mengatasi permasalahan kesenjangan gap industri pertahanan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kondisi industri pertahanan saat ini dan membuat desain implementasi konsep tersebut di industri pertahanan Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif melalui wawancara dan studi dokumentasi, kemudian data tersebut diolah dan dianalisis dengan teknik analisis serta berdasarkan cara berpikir sistem Archetype untuk mendapatkan hasil penelitian yang menjawab permasalahan dan tujuan penelitian. Hasil penelitian yang didapat bahwa gambaran kondisi industri pertahanan di Indonesia saat ini masih ditemukan adanya masalah kesenjangan antara perencanaan dengan realita pelaksanaan dan dalam konteks industri pertahanan Indonesia belum berhubungan erat dengan Institusi Universitas sehingga adanya Technological Gap. Usulan desain sistem infrastruktur konsep MIC di Indonesia dengan perbaikan struktur sistem Archetype dan melalui penambahan faktor industri sipil dengan teknologi sipil siap aplikasi militer serta didukung faktor pasar modal dengan dana masyarakat, yang menghasilkan Desain Konsep Integrated Turning Point sebagai solusi.