Amerika Serikat dan Taiwan telah menjalin hubungan bilateral sejak lama. Amerika Serikat menjalin hubungan tidak resmi dengan Taiwan setelah mengesahkan hubungan resminya dengan Tiongkok karena Taiwan merupakan bagian dari wilayah Tiongkok. Hubungan tidak resmi antara Amerika Serikat dan Taiwan ini ditandai dengan adanya Taiwan Relation Act. Hal tersebut membuat Tiongkok merasa diganggu wilayahnya sehingga Tiongkok melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan wilayahnya tersebut. Amerika Serikat sebagai mitra Taiwan, memberikan bantuan ekonomi maupun militer kepada Taiwan untuk meningkatkan kemampuan militer Taiwan dalam menghadapi ancaman dari Tiongkok tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kepentingan Amerika Serikat dalam alokasi Foreign Military Assistance kepada Taiwan dalam menghadapi dinamika konflik yang terjadi di Selat Taiwan periode 2019-2022 dan bagaimana Taiwan memanfaatkan FMA tersebut untuk meningkatkan kapasitas pertahanannya. Metode penelitian yang digunakan penelitian ini adalah kualitatif dengan wawancara langsung dengan ahli dan narasumber yang terkait dengan hubungan internasional dan kebijakan luar negeri serta pertahanan. Penelitian ini juga menggunakan analisis deskriptif untuk menjelaskan konteks, proses dan hasil dari wawancara serta studi literatur. Hasil dari penelitian ini adalah Foreign Military Assistance yang diberikan kepada Taiwan oleh Amerika Serikat berbentuk penjualan senjata, pelatihan militer. Pemberian FMA ini didasari oleh kepentingan nasional Amerika Serikat dimana Taiwan merupakan salah satu mitra strategis dalam menghadapi Tiongkok di Selat Taiwan. Selain itu, bantuan dari Amerika Serikat dimanfaatkan oleh Taiwan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas militer Taiwan dengan melakukan modernisasi militernya guna menghadapi serangan militer Tiongkok disetiap waktu.