Wilayah perbatasan diwarnai dengan ancaman-ancaman berupa batas negara, bergesernya patok perbatasan, aktivitas ekonomi, pelintas gelap dan penyelundupan, serta pencurian yang masih menjadi permasalahan di daerah perbatasan. Salah satunya adalah konflik perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran Yonif RK 744/SYB dalam mencegah konflik perbatasan Indonesia dan Timor Leste dan implementasi Joint Border Committee untuk pencegahan sengketa perbatasan darat Indonesia dan Timor Leste. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran yang dilakukan oleh Yonif RK 744/SYB terdiri dari pencegahan terjadinya pelanggaran hukum, penyelundupan barang, pengawasan wilayah perbatasan, koordinasi dengan UPF/PNTL, sosialisasi patokpatok batas negara, dan memberikan bantuan terhadap instansi terkait. Dalam implementasi JBC antara RI-RDTL, Pemerintah Kabupaten Belu menyampaikan sejauh ini tidak ada kendala serta telah disepakati dan ditanam pilar batas negara RI-RDTL yaitu Pilar Batas Negara (PBN) sebanyak 347 buah, Common Border Datum Reference Frame (CBDRF) sebanyak 23 buah, dan Border Sign Post (BSP) sebanyak 181 buah.