Kebijakan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgnaan dan Peredaran Gelap Narkotika telah menjadi fokus utama Pemerintahan kabupaten Bone untuk memerangi peredaran narkotika di berbagai sektor, termasuk dalam mendukung keamanan martitim. Implementasi kebijakan P4GN dalam mendukung keamanan maritim merupakan langkah penting dalam menjaga kedaulatan negara dan memastikan keamanan negara di perairan Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis Peran stakeholder dan masyarakat dalam implementasi kebijakan, efektivitas kebijakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika guna mendukung keamanan maritim, dan strategi pencegahan peredaran gelap narkotika di wilayah Selat Makassar yang menjadi wilayah penyuplai narkotika di wilayah Kabupaten Bone. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data berasal dari informan, observasi, dan dokumentasi yang dianalisis menggunakan teknik kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian menunjukkan (i) Dengan memaksimalkan peran aktif dan partisipatif stakeholder serta masyarakat, Kabupaten Bone dapat mencapai tujuan bersama untuk menjadi wilayah yang bersih dari dampak buruk narkotika. (ii) implementasi kebijakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika di Kabupaten Bone telah dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan seperti pengawasan maritim, edukasi dan penegakkan hukum. Namun, masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kebijakan ini, seperti minimnya sumber daya manusia dan kurangnya koordinasi antara instansi terkait. (iii) Strategi dalam pencegahan peredaran narkotika memiliki ends untuk meminimalisasi peredaran gelap narkotika di wilayah Selat Makassar yang menjadi wilayah penyuplai narkotika di Kabupaten Bone. Kemudian ways dengan meningkatkan awareness masyarakat, patroli bersama, dan menjalankan fungsi intelijen. Sementara itu means dalam pencegaran peredaran gelap narkotika di Selat Makassar yaitu SDM, Sarana dan Prasarana dan anggaran yang mendukung operasional.