Minimnya destinasi wisata berbasis pantai di Provinsi Sumatera Utara yang disebabkan oleh masih belum mengoptimalkan Pantai dan Pulau sebagai pengembangan wisata bahari yang berkelanjutan . Salah satu pulau yang ingin dikembangkan menjadi wisata bahari ialah Pulau Berhala yang berada di kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai. Pulau Berhala merupakan Pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan Malaysia, sehingga pulau ini rawan terhadap penyerobotan dan acanaman oleh Negara lain sehingga ditempatkan sejumlah pasukan TNI AL di Pulau Berhala. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Strategi Kerjasama antara Stakeholder dalam pengelolaan wisata bahari berkelanjutan dan Implementasi Kebijakan Pengelolaan Wisata Bahari berbasis Eco-Marine Tourism dalam mendorong pembangunan Blue Economy guna meningkatkan keamanan Maritim. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif analitis, data berasal dari informan, observasi, wawancara langsung, studi kepustakaan dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan strategi kerjasama antar Stakeholder belum optimal hal ini disebabkan oleh minimnya anggaran dan pengetahuan tentang pengembangan wisata bahari. Implementasi kebijakan pengelolaan wisata bahari berkelanjutan masih belum berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan, dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan komunikasi antar Stakeholder . Konsep strategi kerjasama dengan menggunakan teori Pentahelix yang melibatkan beberapa pihak diantaranya pemerintah (Government), masyarakat (Civil Society , Industri ( Investor atau pihak swasta ), akademis (Academics), dan media (Mass Media) dinilai menjadi salah satu bentuk kerjasama yang dapat menyelesaikan permasalahan sehingga dapat terciptanya konsep Blue Economy yang berfokus pada pemanfaatan, dan pengelolaan wisata bahari berbasis Eco-Marine Tourism secara berkelanjutan dan dapat mendukung keberhasilan tercapainya keamanan maritim.