Pertahanan negara sejalan dengan kemampuan menjaga kedaulatan, mempertahankan wilayah, dan menghadapi segala ancaman. Didukung kemandirian industri pertahanan dalam memproduksi Alutsista agar tidak mengandalkan impor. Upaya mencapai kemandirian harus didukung oleh strategi peningkatan penguasaan teknologi terkait. Tantangan utama menghadapi perkembangan teknologi dan taktik pertahanan adalah kemampuan beroperasi diberbagai medan yaitu operasi amfibi. Senjata yang digunakan oleh prajurit Kopaska harus memiliki durability yang tinggi dengan kemampuan tempur Kopaska pada tiga media operasi guna mendukung tugas operasi amfibi dan operasi khusus lainnya. Pengembangan SS Amfibi menggunakan teknologi disruptif menjadi sangat relevan. Dalam industri pertahanan, teknologi disruptif dapat menghadirkan peluang untuk mengembangkan senjata yang lebih canggih, efisien, dan adaptif. Penelitian ini bertujuan mengembangkan SS Amfibi yang mengintegrasikan teknologi disruptif sebagai penguasaan teknologi industri pertahanan, sehingga SS Amfibi tersebut dapat mendukung operasi amfibi. Metodologi penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Subyek penelitian yaitu PT Pindad, Satkopaska Koarmada I, dan Republikorp. Obyek penelitian adalah pengembangan SS Amfibi dengan memanfaatkan teknologi disruptif guna mendukung operasi amfibi. Penelitian ini melakukan pemeriksaan keabsahan data untuk memastikan kredibilitas data menggunakan metode triangulasi dengan teknik analisis data model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menujukan pada produksi SS Amfibi dalam membuat desain yang rumit dengan proses yang cepat, sehingga lebih efisien dalam biaya produksi dengan memanfaatkan teknologi disruptif yaitu Software Mastercam dan teknologi Metal Injection Molding. Untuk memenuhi konsep desain SS Amfibi maka dibuat Pre Conceptual Design dengan perubahan desain beberapa komponen utama, yaitu: (1) Laras; (2) Gas Blok; (3) Tabung Gas; (4) Piston; (5) Pegas Pengembali; (6) Kompensator.