Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sering terjadi di Riau setiap tahunnya. Karhutla di Riau disebabkan oleh musim kemarau dan penggunaan tebas bakar masih dilakukan oleh masyarakat. Dampak dari kebakaran ini mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan, transportasi, ekonomi, bahkan masalah regional. Upaya penanggulangan karhutla telah banyak dilakukan oleh pemerintah Pekanbaru, mulai dari upaya sistem peringatan dini, penggunaan aplikasi, pembentukan satgas, pengawasan, penerapan sanksi, dan mitigasi. Namun kejadian karhutla masih terus saja terjadi dari tahun ke tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh mitigasi, pengawasan dan pemanfaatan aplikasi lancang kuning terhadap kesiapsiagaan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan desain survei cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel yaitu 99 orang yang bertugas sebagai satgas penanggulangan karhutla. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif, analisis statisik inferensial dengan α=10% (0,10) yang diolah menggunakan aplikasi SPSS 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa a) mitigasi berpengaruh terhadap kesiapsiagaan penanggulangan karhutla, dengan t tabel > t hitung (2,443>1,661052); b) pengawasan berpengaruh terhadap kesiapsiagaan penangggulangan karhutla, dengan t tabel > t hitung (5,525>1,661052); c) pemanfaatan aplikasi lancang kuning berpengaruh terhadap kesiapsiagaan penanggulangan karhutla, dengan t tabel > t hitung (5,357>1,661052); d) mitigasi, pengawasan dan pemanfaatan aplikasi lancang kuning secara bersama-sama berpengaruh terhadap kesiapsiagaan penanggulangan karhutla di Pekanbaru, Provinsi Riau, dengan nilai F hitung 56.698 > F tabel 2,14 dan sig < 0,1 serta persamaan regresinya adalah Y’ = 56,698 + 0,280 X1 + 0,650 X2 – 0,328 X3 dengan koefisien determinasi (R2) = 62,8% (0,628).