Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prioritas strategi pengembangan pemeliharaan kapal cepat rudal (KCR) dalam konteks pertahanan maritim Indonesia. Dengan mempertimbangkan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, di mana strategi pertahanan laut Nusantara menjadi krusial untuk menjaga kedaulatan, penggunaan kapal perang TNI AL, khususnya kapal patroli cepat dan kapal cepat rudal, menjadi sangat relevan dan efektif. Penelitian ini melibatkan Lantamal V Surabaya sebagai pengguna kapal cepat rudal khususnya satkat Koarmada II dan PT. PAL sebagai pelaku industri pertahanan. Saat ini, belum terdapat strategi yang jelas dalam penentuan pelaksanaan pemeliharaan kapal cepat rudal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi dalam mengidentifikasi kriteria dan tingkat pemeliharaan (Level I, Level II, dan Level III) serta merumuskan strategi pengembangan yang sesuai. Metode Hybrid MCDM (Multiple Criteria Decision Making) digunakan, menggabungkan Delphi, AHP (Analytical Hierarchy Process), dan TOPSIS (Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution). Hasil penelitian mengidentifikasi 8 kriteria penilaian untuk pemeliharaan KCR, dan strategi pemeliharaan MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul) diurutkan berdasarkan analisis menjadi: Scheduled Replacement (SRP), Scheduled on-condition task atau offline condition-based maintenance (OFCBM), Scheduled Overhaul (SOH), Continuous on-condition task atau online condition-based maintenance (ONCBM), dan Corrective maintenance (CM). Penelitian ini bukan hanya menjadi literatur bermanfaat bagi PT. PAL dan Fasharkan Lantamal V Surabaya, tetapi juga dapat menjadi standar acuan dalam perencanaan pemeliharaan kapal cepat rudal secara lebih efektif. Dengan memprioritaskan strategi pemeliharaan yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan kesiapan operasional kapal cepat rudal, yang pada gilirannya akan mendukung efektivitas strategi pertahanan maritim Indonesia.