Pertahanan negara pada hakikatnya adalah segala upaya pertahanan terdiri dari warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap instrumen pendukung pertahanan. Permasalahan saat ini adalah Indonesia memiliki fokus dalam mengorbitkan roket dan propelan yang menjadi salah satu fokus utama dalam penelitian dan pengembangan. Saat ini Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) Roket berada pada TRL 8 yang saat ini masih dilakukan pengembangan dan akan naik menjadi level 9 yang sejatinya mengharuskan agar teknologi roket yang dikembangkan dapat memiliki sistem yang benar-benar teruji melalui keberhasilan operasional roket tersebut. Indikator keberhasilan operasional salah satunya ada pada sistem keselamatan operasional roket yang harus teruji. Penelitian ini memiliki tujuan dalam menerapkan konsep HIRADC, membuat analisis pemetaan risiko, serta menghasilkan rekomendasi pengendalian risiko dari proses preparasi, integrasi dan pengujian roket R-HAN 122B sebagai validasi keberhasilan operasional. Metode kualitatif digunakan pendekatan studi kasus yang observatif diterapkan pada konsep HIRADC untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah hasil identifikasi risiko, visualisasi peta lokasi risiko, hingga mendapatkan nilai risiko residu sebagai rekomendasi implementasi untuk mengurangi risiko yang sewaktu-waktu dapat terjadi, serta berhasil disimpulkan bahwa operasionalisasi roket R-HAN 122B saat ini dalam kategori Baik dengan catatan untuk dapat dilengkapi sesuai dengan penentuan kontrol tambahan. Hal ini sekaligus menentukan kesiapan basic engineering pengembangan roket RHAN 122B untuk peningkatan TKT sebagai tolak ukur untuk dilakukan produksi oleh Perseroan Terbatas kedepan.